“Tukang Cuci” dan “Calon Wakil Rakyat”  

Posted by Inspirasiku-Lansekap in

Profesi tukang cuci mungkin sebagian orang masih menganggap sebagai profesi rendahan. Padahal sebenarnya profesi tersebut bukan sesuatu yang rendah, bahkan mungkin mulia karena bisa membantu mengurangi beban orang-orang yang membutuhkan tenaganya. Bagi tukang cuci sendiri sebenarnya berprofesi sebagai tukang cuci mungkin juga sebagai suatu pilihan. Akan tetapi mengingat kebutuhan “perut” harus terpenuhi, dengan segala kerendahan hati mau ga mau menjadi suatu pilihan, apalagi di jaman yang serba “susah” seperti ini.

Sementara di sisi lain Wakil Rakyat bagi sebagian orang dianggap sebagai pilihan terhormat. Dengan dalih dan mengatasnamakan wakil dari rakyat mereka berlomba-lomba mencalonkan diri untuk menjadi seorang wakil rakyat. Seorang yang katanya mau memperjuangkan nasib rakyat, termasuk juga nasib tukang cuci.

Padahal kalau kita bertanya secara acak antara profesi tukang cuci dan wakil rakyat, mungkin ada yang menjawab kalau tukang cuci lebih baik dibandingkan wakil rakyat(melihat pada kinerja para wakil-wakil kita saat ini yang sebagian besar masih memperjuangkan nasibnya sendiri).

Tapi sebenarnya bagi tukang cuci ga usah khawatir, profesi kalian masih dibutuhkan banyak orang. Dari ibu rumah tangga, anak kost sampai ke pejabat bahkan wakil rakyatpun ada yang berkeinginan untuk menggunakan jasa kalian. Jangan merasa minder dengan status, karena sebenarnya status kalian lebih tinggi dari wakil rakyat. Wakil rakyat adalah wakil kalian untuk mengemban amanah yang telah kalian titipkan.

Dengan alasan komersil, profesi kalian menjadi suatu lahan bisnis yang baik untuk mengeruk keuntungan. Terbukti akhir-akhir ini menjamur usaha kalian yang istilah kerennya disebut “laundry”. Bahkan menjadi bagian dari gengsi, kalau mencuci di “laundry” lebih baik. Padahal ujung-ujungnya tetap aja namanya tukang cuci yang udah dilengkapin mesin.

Dilihat dari profesinya yang tugasnya hanya mencuci, sebenarnya banyak hal yang sebenarnya bisa jadi bahan pertimbangan dan pembelajaran bagi para calon wakil rakyat kalau nantinya terpilih dan juga bagi para wakil rakyat yang sekarang masih aktif. Dibawah ini ada beberapa yang mudah-mudahan dapat menjadi catatan:

  • Tukang cuci bertugas mencuci, membersihkan noda-noda kotor menjadi bersih, bagi wakil rakyat tolong jangan menodai dan mengotori "amanah" rakyat.
  • Tukang cuci akan selalu menjaga agar kualitas cucian baik karena kalau tidak pelanggan agar berpindah ke tukang cuci lain, dan tetap percaya untuk menggunakan jasanya. Bagi wakil rakyat tolong kepercayaan rakyat jangan disia-siakan sehingga rakyat tetap percaya dan menganggap kalau wakil rakyat adalah perpanjangan tangan dari rakyat.
  • Karena tukang cuci selalu menggunakan air untuk mencuci, maka tukang cuci dapat dikatakan berada di area yang "basah", dan mereka tidak menggunakan area basah itu untuk hal lain kecuali untuk mencuci. Bagi wakil rakyat yang katanya berada di “area basah” tolong jangan manfaatkan kondisi ini.
  • Tukang cuci hanya mencuci apa yang seharusnya mereka cuci. Wakil rakyat tolong jangan ikut-ikutan mencuci juga seperti “praktek cuci uang” (money laundry).
  • Tukang cuci berusaha membersihkan sebersih mungkin apa yang harus dicuci. Wakil rakyat tolong jangan mencuci sebersih-bersihnya otak rakyat(brainwash) yang hanya bertujuan untuk kepentingan diri sendiri.
  • Tukang cuci tidak akan mencuci tangannya sebelum pekerjaannya benar-benar selesai. Wakil rakyat jangan sekali-kali “cuci tangan” terhadap masalah yang mungkin terjadi.
  • Setelah cucian selesai tukang cuci akan mendapatkan kompensasi dari jasanya. Wakil rakyat jangan berpikiran untuk minta “kompensasi lebih” karena merasa telah memperjuangkan hak dan nasib rakyat. Karena memang sudah menjadi tugas sebagai wakil rakyat.
  • Ketika tukang cuci melakukan suatu "kesalahan", mungkin beberapa pelanggan yang dirugikan dan pelanggan itu akan complain dan secepat mungkin tukang cuci akan memperbaiki kesalahannya agar tidak ditinggal pelanggan. Untuk wakil rakyat tolong jangan mencoba-coba membuat suatu “kesalahan”, apalagi yang sangat fatal. Karena bukan beberapa orang yang akan dirugikan, tetapi seluruh rakyat, bangsa dan negara.


Mungkin masih banyak hal yang bisa kita petik dari hanya sekedar profesi sebagai tukang cuci. Jadi tolong jangan menganggap rendah tukang cuci. Hidup tukang cuci!!!!!!


Jakarta, Selasa 2009-03-07:44 (Yulias)

This entry was posted on Selasa, 17 Maret 2009 at 8:11:00 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar